Monyet Bekantan (Nasalis larvatus), juga dikenal sebagai “monyet Belanda” atau “proboscis monkey,” adalah primata unik yang hidup di hutan bakau, rawa, dan hutan pantai Kalimantan. Dengan hidung panjang dan tubuh berbulu coklat kemerahan, bekantan menjadi satwa endemik yang sangat khas dan berperan penting dalam ekosistem hutan Kalimantan. Hewan ini menjadi salah satu daya tarik alam Indonesia, terutama bagi para wisatawan yang tertarik mengamati satwa liar di habitat aslinya.
Ciri-Ciri Fisik Bekantan
Bekantan memiliki ciri fisik yang sangat mudah dikenali:
- Hidung Panjang: Hidung bekantan jantan sangat panjang dan menonjol, yang berfungsi untuk menarik perhatian betina dan berkomunikasi. Pada bekantan betina, hidungnya lebih kecil tetapi tetap terlihat menonjol.
- Bulu Coklat Kemerahan: Tubuh bekantan ditutupi bulu yang berwarna coklat kemerahan di bagian belakang, sedangkan bagian perutnya berwarna putih.
- Perut Buncit: Bekantan memiliki perut besar karena proses pencernaan mereka yang lambat. Sistem pencernaan yang unik ini memungkinkan mereka mengolah daun-daunan dan biji-bijian dengan baik.
- Tangan dan Kaki Panjang: Bekantan memiliki tangan dan kaki yang panjang untuk membantu mereka bergerak dengan mudah di antara pohon-pohon di hutan.
Habitat dan Penyebaran Bekantan
Bekantan hanya ditemukan di Pulau Kalimantan dan beberapa bagian kecil Sumatra, membuatnya menjadi satwa endemik yang sangat khas di Indonesia. Mereka hidup di berbagai jenis hutan tropis seperti:
- Hutan Bakau dan Rawa: Monyet Bekantan sangat sering terlihat di hutan bakau dan rawa karena di sana tersedia banyak makanan dan tempat beristirahat.
- Tepi Sungai: Bekantan juga ditemukan di sepanjang tepi sungai besar seperti Sungai Mahakam dan Sungai Kapuas, di mana mereka memiliki akses mudah ke sumber makanan.
- Hutan Pantai: Hutan pantai menyediakan habitat alternatif bagi bekantan, terutama di daerah yang berdekatan dengan perairan payau.
Makanan Bekantan
Bekantan memiliki pola makan herbivora, terutama terdiri dari:
- Daun-daunan: Daun muda menjadi makanan utama mereka, yang kaya serat namun rendah energi.
- Buah-buahan: Buah yang belum terlalu matang menjadi pilihan bekantan karena mudah dicerna dan tidak menyebabkan gangguan pencernaan.
- Biji-bijian: Bekantan juga memakan biji dan pucuk tanaman, yang memberikan nutrisi tambahan.
Sistem pencernaan bekantan sangat unik, memungkinkan mereka mencerna daun yang kaya serat namun rendah nutrisi. Dengan bantuan bakteri khusus dalam perut, bekantan dapat mencerna makanan yang sulit diuraikan oleh hewan lain.
Perilaku Sosial dan Kebiasaan Bekantan
Bekantan hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari satu pejantan dan beberapa betina beserta anak-anak mereka. Berikut beberapa perilaku menarik dari bekantan:
- Hidup Berkelompok: Kelompok bekantan terdiri dari 10 hingga 30 individu. Kelompok ini dipimpin oleh satu bekantan jantan dominan yang mengawasi dan melindungi kelompoknya.
- Aktif di Siang Hari: Bekantan adalah hewan diurnal, aktif pada siang hari untuk mencari makan, dan beristirahat di pohon-pohon pada malam hari.
- Terampil Berenang: Bekantan adalah perenang yang handal dan mampu berenang melintasi sungai. Mereka menggunakan kemampuan ini untuk menghindari pemangsa atau berpindah tempat untuk mencari makan.
Ancaman terhadap Monyet Bekantan
Bekantan merupakan spesies yang terancam punah. Berikut beberapa ancaman utama yang menyebabkan populasi bekantan menurun:
- Kerusakan Habitat: Deforestasi untuk keperluan industri, seperti perkebunan sawit dan penebangan kayu, menyebabkan hilangnya habitat alami bekantan. Hutan bakau yang menjadi rumah bagi bekantan semakin tergerus oleh aktivitas manusia.
- Perburuan Liar: Meski tidak sebanyak dulu, bekantan masih menjadi target perburuan liar untuk diambil daging atau bagian tubuhnya, meskipun perlindungan hukum sudah ada.
- Fragmentasi Habitat: Pemecahan habitat membuat bekantan kesulitan berpindah tempat untuk mencari makan, menyebabkan mereka terisolasi di area yang semakin kecil.
- Pemangsa Alami: Bekantan menghadapi ancaman dari pemangsa alami seperti ular dan buaya, meskipun ini bukan faktor utama yang mengancam populasi mereka.
Upaya Konservasi Monyet Bekantan
Konservasi bekantan menjadi perhatian serius pemerintah dan berbagai organisasi lingkungan. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain:
- Pembuatan Suaka Margasatwa: Kawasan hutan yang menjadi habitat bekantan, seperti di Taman Nasional Tanjung Puting, dilindungi sebagai suaka margasatwa untuk memastikan bekantan tetap memiliki tempat berlindung yang aman.
- Patroli Anti-Perburuan: Peningkatan patroli di area konservasi untuk mencegah perburuan liar dilakukan oleh beberapa lembaga lingkungan dan pemerintah setempat.
- Edukasi Masyarakat: Kampanye lingkungan untuk mengedukasi masyarakat sekitar tentang pentingnya melindungi bekantan dan dampak buruk perburuan liar.
- Rehabilitasi dan Penangkaran: Program rehabilitasi memungkinkan bekantan yang terluka atau kehilangan habitat bisa dipelihara sementara sebelum dilepaskan kembali ke alam liar.
- Kerja Sama Internasional: Perlindungan bekantan juga melibatkan kerja sama internasional untuk mendapatkan bantuan dana dan teknologi konservasi.
Fakta Menarik tentang Monyet Bekantan
- Ikon Kota Banjarmasin: Bekantan menjadi ikon Kota Banjarmasin dan Kalimantan Selatan secara umum. Patung bekantan dapat ditemukan di beberapa kota, sebagai simbol kebanggaan lokal.
- Dijuluki “Monyet Belanda”: Nama ini berasal dari hidung panjang dan tubuh yang dianggap mirip orang Eropa oleh penduduk setempat.
- Daya Tarik Wisata Alam: Bekantan menjadi daya tarik wisata bagi para pelancong, terutama di taman nasional dan kawasan konservasi.
- Hewan yang Ramah Lingkungan: Sebagai herbivora, bekantan membantu menyebarkan biji tanaman melalui kotorannya, sehingga berperan dalam penyebaran vegetasi hutan.
Kesimpulan
Bekantan adalah satwa endemik yang memiliki peran penting dalam ekosistem hutan bakau dan rawa di Kalimantan. Sebagai primata unik dengan hidung panjang yang menjadi ciri khasnya, bekantan memiliki daya tarik istimewa bagi para pecinta satwa liar. Upaya konservasi bekantan merupakan tanggung jawab bersama, dan dengan kerja sama semua pihak, diharapkan populasi bekantan dapat terjaga dan lestari untuk generasi mendatang. Melindungi bekantan berarti turut menjaga keanekaragaman hayati Indonesia dan kelestarian alam Kalimantan.